Candi Pangkuan Brebes, Candi Unik di Hutan Berusia Ratusan Tahun

Candi Pangkuan Brebes, Candi Unik di Hutan Berusia Ratusan Tahun

Bagi yang suka sejarah dan selalu tertarik dengan peninggalan-peninggalan kuno, pasti tak asing dengan Candi Pangkuan. Ya, candi yang berada di Kabupaten Brebes tergolong unik dan berbeda dengan bentuk candi pada umumnya.

 

Daya Tarik

Canda Pangkuan hanya sebuah bongkahan batu berbentuk lonjong yang tingginya hanya 50 centimeter. Itu saja, simpel sekali. Meski begitu, kawasan candi ini memiliki luas sekitar 4 hektare.

Di sekitar kawasan candi terdapat 40 makam kuno. Dari puluhan makam tersebut, 3 diantaranya adalah makam Kyai Wisnu, makam Kencana Wungu dan makam Nyi Rantam Sari.

Menurut legenda yang beredar, makam-makam tersebut merupakan orang yang pertama kali menempati wilayah Brebes bagian selatan. Cerita tersebut benar atau tidak, tidak ada yang tahu. Sebab, tidak ada catatan sejarah atau simbol yang terdapat pada candi.

Legenda lain yang beredar adalah Candi Pangkuan digunakan masyarakat sebagai tempat upacara keagamaan pada zaman kerajaan.

Kawasan candi ini baru ditemukan warga lokal pada tahun 1965. Sejak itu, obyek candi ini menjadi lokasi wisata sejarah. Letaknya berada di dalam hutan yang berumur ratusan tahun. Tak heran, jika hutan ini dikeramatkan dan mendapat julukan Alas Tua.

Setiap pukul 4 sore, area candi selalu ramai dikunjungi warga. Tempat ini akan lebih ramai lagi jika memasuki bulan Ramadan. Suasana yang adem ini menjadi tempat yang nyaman untuk ngabuburit.

Baca juga: Pantai Randusanga, Wisata Pantai Kebanggaan Warga Brebes

Candi Pangkuan Brebes, Candi Unik di Hutan Berusia Ratusan Tahun

 

Lokasi

Candi Pangkuan terletak di Desa Cilibur, Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Hutan kuno yang rindang dan adem ini menjadi daya tarik tersendiri.

Dalam perjalanan menuju candi, wisatawan akan menjumpai sekumpulan kera baik di pepohonan maupun yang berada di jalanan. Jangan khawatir, kera-kera tersebut sudah jinak dan bisa berinteraksi dengan pengunjung. Bahkan mereka tidak malu-malu mendekat untuk mengambil makanan yang disodorkan.

Karena belum ada pengelola resmi, pengunjung bebas keluar masuk kawasan candi tanpa dipungut biaya. Meski begitu, warga lokal sangat perhatian terhadap keberadaan candi dan hutan yang melingkupinya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *