10 Stereotip yang Memberi Kesan Negatif Pariwisata Indonesia

10 Stereotip yang Memberi Kesan Negatif bagi Pariwisata Indonesia
Sumber foto

Keragaman budaya yang dimiliki Indonesia adalah karunia yang tak ternilai. Tetapi bagi turis yang memahami kekayaan adat istiadat negeri ini secara parsial akan menimbulkan kesan negatif pariwisata Indonesia.

Edira Putri, travel editor, memberikan ulasan tentang seterotip yang umum terjadi dipahami turis mancanegara.

1. Orang Indonesia suka menjebak

Beberapa turis yang mengalami kejadian tidak mengenakan, seperti menjebak harga atau penipuan, akan menceritakan pengalamannya yang menyebabkan beberapa orang terpaku pada laporan tersebut sebagai reprentasi lanskap pariwisata Indonesia.

Padahal banyak wisatawan yang puas ketika berkunjung ke Indonesia dengan keramahan penduduk lokal dan destinasi wisata yang menarik. Mereka bisa menghindari hal negatif, jika sebelumnya membaca ulasan sebelum mereka memutuskan memilih layanan.

2. Orang Indonesia sangat konservatif

Wisatawan asing yang melihat wanita memakai jilbab atau mengenakan gaun panjang akan menilai sebagai simbol ketaatan beragama di Indonesia.

Hal ini akan mendorong mereka untuk berpakaian sekonservatif mungkin untuk menghormati budaya lokal. Seperti di negara manapun, pakaian sederhana akan dianggap lebih sopan.

Di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Bali dan banyak lagi, wisatawan akan melihat mayoritas penduduk berjalan-jalan dengan jeans atau kemeja, bahkan banyak yang memakai produk impor.

Wisatawan juga akan menikmati kehidupan malam yang semarak di beberapa kota dan bersenang-senang dengan penduduk lokal.

3. Orang Indonesia mempraktekkan Islam radikal

Pertama-tama, perlu dicatat bahwa Indonesia bukan negara Islam, meskipun negara ini mayoritas penduduknya muslim dan terbesar di dunia.

Agama Islam mungkin berpengaruh terhadap filosofi dan peraturan negara, namun negara ini diatur berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi dan kemanusiaan.

Penting juga untuk diketahui bahwa negara secara resmi mengakui agama lain, sepeti Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Selain menyudutkan umat Islam, menyematkan paham radikalisme juga kesan negatif bagi pariwisata Indonesia

4. Orang Indonesia adalah orang Bali atau Jawa

Sebagian menganggap penduduk Indonesia hanya orang Jawa atau Bali. Padahal, setidaknya ada 300 kelompok etnis dengan keragaman budaya dan adat istiadat.

Memang kebanyakan para pelancong bertemu dengan orang jawa atau Bali, hingga terperangkap dalam stereotip yang menghalangi untuk menghargai keragaman di negeri ini.

5. Orang Indonesia hidup di pohon tanpa listrik

Meskipun banyak kelompok etnis hidup secara tradisional, bahkan ada yang nomaden, banyak bagian dari negara ini yang sudah berkembang dengan baik.

Indonesia telah memiliki beberapa kota besar yang dilengkapi dengan pusat perbelanjaan, hotel, dan fasilitas modern lainnya. Di daerah terpencil pun sudah terkoneksi dengan listrik dan internet.

Tidak hanya itu, orang-orang Indonesia merupakan bagian besar dari pengguna internet global, pengguna Instagram terbesar di Asia Pasifik dan salah satu pasar e-commerse paling menjanjikan.

6. Orang Indonesia tidak berpendidikan

Stereotip ini muncul dari anggapan bahwa bangsa ini hidup secara tradisioanl, terpencil, dan minim informasi. Kenyataannya, anak-anak Indonesia wajib mengenyam pendidikan 9 tahun.

Siswa yang masuk perguruan tinggi juga meningkat setiap tahunnya. Pelajar Indonesia banyak yang pergi ke Amerika atau Eropa untuk melanjutkan pendidikan baik melalui jalur mandiri atau beasiswa.

7. Orang Indonesia miskin

kesan negatif bagi pariwisata Indonesia
Sumber foto

Kemiskinan memang masih menjadi masalah sosial yang dihadapi Indonesia. Tapi generalisasi bahwa penduduk Indonesia miskin, itu tidaklah benar.

Kesan negatif bagi pariwisata Indonesia dari poin ini membuat perasaan tarveler kurang nyaman ketika bepergian ke pelosok tanah air.

Negara ini memiliki kelas konsumen dan profesional yang berkembang yang bekerja di industri internasional besar. Sebagai sebuah negara, Indonesia juga memiliki pertumbuhan ekonomi yang kuat dan salah satu PDB tertinggi di Asia.

8. Orang Indonesia mengatakan “wkwkwk”

Dari semua pesona dan pencapaian negara, netizens menyebut Indonesia sebagai “negara wkwkwk.” Sebenarnya, “wkwkwk” adalah bentuk tawa yang hanya diungkapkan melaui melalui obrolan teks.

Di kehidupam nyata tidak ada yang benar-benar menggunakannya. Kebanyakan orang tetap menggunakan “hahaha” baik dalam teks maupun kehidupan nyata.

9. Orang Indonesia selalu terlambat

Stereotip ini adalah yang dipegang oleh orang asing atau pun sesama orang Indonesia. Namun, banyak orang, terutama para profesional, yang sangat menghargai tepat waktu.

10. Orang Indonesia menerima suap

Beberapa turis telah membuat kesalahan dengan berpikir bahwa di Indonesia, uang dapat menyelesaikan segalanya.

Tetapi sering kali, lebih baik mengikuti prosedur hukum atau resmi untuk menyelesaikan masalah, karena kamu mungkin mengalami masalah lebih besar lagi karena mencoba menyuap seorang pejabat.

Itulah 10 stereotip yang masih melekat di mata turis asing, yang jika tidak diberi pemahaman yang benar akan memberi kesan negatif bagi pariwisata Indonesia.

Baca juga: 7 Desa Terindah di Dunia, Salah Satunya Ada di Sumatera Barat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *